Selasa, 01 Maret 2011

Salam dari penulis

Posted by ciptro smart Selasa, Maret 01, 2011, under | No comments

Assalm`alikum, salam sukses teman-teman semua. Blog ini sengaja saya buat sebagai sarana untuk mengumpulkan serpihan-serpihan ide yang tersebar di ingatan. Tulisan disini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan ditulis berdasarkan referensi yang jelas. Khusus pada bagian-bagian tertentu memang ada beberapa argumentatif pribadi dari penulis melihat fenomena riil yang terjadi di negeri kita akhir-akhir ini. Kegelisahan tersebut penulis salurkan dengan salah satunya melalui tulisan yang merupakan senjata ampuh dan berharga yang dimiliki oleh kalangan pemerhati dan akademikus pendidikan.
Melalui tulisan ini besar harapan penulis bagi teman-teman yang mengunjungi blog ini untuk mengirimkan komentar demi perbaikan penulisan pada fase selanjutnya.  sebagai calon pendidik sudah saatnya kita memberikan kontribusi kepada bangsa ini walaupun hanya sedikit namun ada manfaat, minimal untuk perbaikan kualitas diri kita pribadi. Ciptro Handrianto

ANEKDOT NORMATIF Bagian I: Kebersihan Lingkungan

Posted by ciptro smart Selasa, Maret 01, 2011, under | 1 comment



Seorang pengembara dari sebuah negeri Iran menaiki sebuah kapal dagang yang cukup besar yang akan melakukan perjalanan cukup jauh kearah timur. Qadafi nama pengembara tersebut ikut pelayaran kali ini untuk menjelajah dunia, dia ingin seperti yang dilakukan Ibnu Batutah. Menurutnya umat Islam harus menggapai kembali kejayaan masa lalunya sebagai gudang ilmuan dan pencetus teori peradaban modern. Dengan hobinya yang senang menjelajah dan menemukan pengalaman-pengalaman baru untuk dijadikan transkrip pengetahuan geo-sosio-kultural yang akan diceritakan pada dunia sebgai bukti kekuasaan Tuhan dalam penciptaan bumi beserta isinya. Teori Darwin yang merusak sendi kehidupan filosofis manusia yang juga diakui oleh ilmuan modern tentang spontanitas alam semesta tidak dapat diterimanya dari perspektif nilai religius dan nurani yang sehat. Perjalanannya kali ini membuktikan bahwa alam itu diciptakan dengan desain yang disengaja oleh Yang Maha Kuasa dengan berbagai karakteristik dan segala bentuk kesempurnaannya.
Perlahan kapal mulai beringsut meninggalkan dermaga diiringi terompet panjang sebagai tanda keberangkatan. Semua penumpang tampak sudah memasuki kabin kapal dengan aktivitas masing-masing. Cuaca hari itu cukup cerah, burung camar berlarian dilautan luas, langit hijau membentang di atas bentangan laut tengah yang membiru diwaktu dhuha. Alun lembut yang dibelah oleh laju kapal berkecipak kecil kedinding kapal, dermaga yang tadinya ramai oleh manusia berangsur memudar dan manusia seperti semut kecil yang beriringan pergi ke habitatnya semula.
Teluk Persia telah ditinggalkan dan sekarang kapal telah memasuki Samudera Hindia dengan laju yang cukup tenang. Sejauh ini perjalanan masih normal tanpa adanya halangan yang berarti. Sebagian besar penumpang sangat menikmati perjalanan ini karena bentangan laut yang maha luas termasuk Qadafi karena mereka telah memasuki timur jauh dan sebentar lagi akan mencapai daratan impian.
Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama, tiba-tiba angin bertiup kencang diluar prediksi sebelumnya. Alun mulai bergelombang besar, kapal sedikit tergoncang, keganjilan ini dirasakan oleh semua penumpang dan nakhoda kapal. Tiupan angin berubah jadi badai yang cukup besar, alun pun berubah menjadi ombak yang menghempas dan mengenai dinding kapal, penumpang histeris, terasa dek kapal berderit nakhoda dan semua masinis bekerja keras tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. Kapal mulai oleng ditengah deru badai dan gulungan ombak, keadaan semakin genting ketika sebuah ombak besar menerjang kapal dari samping, keseimbangan kapal tidak bisa dipertahankan dan tergolek dan pecah berkeping disusul tautan ombak yang memecah ditengah jeritan.
Qadafi terbangun dengan kepala yang masih sakit denangan pandangan mata yang masih kabur. Namun dia berusaha bangkit menguasai diri dan memuntahkan sisa air laut yang belum sampai keginjal.  Pandangannya menerwang berkeliling, terlihat tumpukan sampah berupa limbah plastik, daun bungkusan nasi dan onggokan kain yang beraneka corak dan bentuknya. Sepertinya sampah ini sengaja dibuang oleh pengunjung tempat ini serta orang-orang sekitar yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungannya. Dia bingung dimanakah gerangan  ia berada skarang? Namun terlintas dibenaknya bahwa gurunya pernah berkata “Jika engkau menemui tumpukan sampah yang banyak, baik organik maupun anorganik, ditempat umum atau ditempat tinggal sekelompok orang berarti engkau sedang berada di suatu negeri yang bernama INDONESIA.
Benarkah itu? Mari lakukan self evaluation!!!

Kilas Balik Sejarah Perkembangan Islam dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw

Posted by ciptro smart Selasa, Maret 01, 2011, under | No comments


Muhammad telah lahir, pekikan membahana diseluruh pelosok negeri menyambut kedatangan seorang bayi suci dari rahim seorang perempuan yang terjaga dan dialiri darah bangsawan Arab yang bersahaja. Bersama dengan itu Allah telah menitipkan suatu titah yang akan memberikan perubahan fundamental dalam ligkup kehidupan manusia yang  selama ini bergelimang dalam lumpur hitam yang tak kunjung mengering.
Risalah yang dibawanya mencengangkan dunia, banyak mata terbeliak dan banyak kuping yang memerah, dari mata Abu Jahal sampai telinga  raja Parsi. Tujuan ajaran yang dibawa Muhammad membawa perubahan yang signifikan disegala lini kehidupan manusia secara komprehensif dengan terstruktur dan sistematis menentang agama pagan dan peyimpangan masehi selama ini.
Penerapan syariat yang dibawanya tidak lah dimulai dari sebuah penguasaan secara kudeta otoritas suatu bangsa tapi dimulai dari hal yang terkecil dalam lingkup keluarga. Namun secara matematis bisa diperhitungkan dalam rentang waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari jazirah Arab telah berada di bawah payung tinggi agamanya. Tidak sampai disitu dua kerajaan besar, Romawi dan Parsi tegkurap berlindung dibawah kepemimpinan dinul haq yang menjamin hak asasi semua manusia, bukan hak asasi semu seperti yang digemborkan kaum liberalis dewasa ini.
Kebenaran agama yang dibawanya diakui oleh semua pihak, baik kawan maupun lawan. Hal ini didukung oleh budi dan senjata pamungkas berupa Al-Quran yang diberikan Tuhan kepadanya. Hingga detik ini tidak ada manusia yang bisa menandingi budi bahasanya dan tidak ada pula segelintir sajak pun yang mampu menandingi estetika bahasa Al-Quran.
Barat Berkata Tentang Islam
1.      Dr. Germanius, seorang ahli dan profesor di Budapest University, yang memeluk agama Islam yang suci menyatakan, “Saya berkeyakinan bahwa Islam itu adalah agama otak yang bersinar dan bercahaya. Dan orang-orang yang tajam dan cerdas otaknya akan mendapatkan didalamnya berbagai macam unsur dan suatu keanehan yang di luar tangkapan akal manusia. Islam itu dimasa depan akan dianut oleh segenap lapisan atas di seluruh dunia. Saya tahu betul suasana di negeri saya dan juga di Eropa, orang-orang yang tajam otaknya, dan jauh pandangannya, menghormati Islam. Dan mereka akan masuk kedalam Agama Islam itu walaupun secara sembunyi-sembunyi. Sejak lima tahun sesudah itu, seorang laki-laki di kalangan atas, yaitu seorang Baroon, lalu masuk Islam. Dirinya kemudian dinamakan dengan Umar. Kemudian, seorang tokoh lainnya bernama P. Pay mengikuti jejaknya dan lantas mengikuti Islam. Ia pun bermaksud pindah ke swiss lalu menerbitkan majalah Islam.
Inilah dalil yang nyata, yang menunjukkan betapa ketinggian Islam itu dalam semangat pikiran. Karena Islam itu menguasai alam pikiran dan otak manusia, sehingga orang yang tidak beriman dan tidak memeluk Agama Islam, tidak kuasa memungkiri sinaran cahaya Islam yang telah menerangi seluruh dunia ini dari Andalusia sampai ke Tiongkok dan Jepang. Agama lainnya, seperti Agama Masehi dan Budha, tidak mampu menerangi luas alam ini seperti agama Islam itu dan tidak satu pun dari lain-lain agama itu sanggup melakukannya. Saya tidaklah bermaksud menyalin kitab suci Al-Quran itu ke dalam bahasa lain-lain yang berlaku. Sejak tahun 1832, kitab suci ini telah disalin orang kedalam tulisan-tulisan Latin, tetapi ternyata terdapat kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan. Saya sudah menyalin sebagai surat-surat terakhir selama sepuluh tahun.
2.      Prof. Sperl, seorang mahaguru Katolik di Wener University, pernah menyatakan di depan ahli hukum yang sedang bermusyawarah antara lain, “Bangsa manusia sesungguhnya merasa bangga dengan adanya seorang lelaki yang sebangsa dengan mereka, seperti Muhammad. Walaupun dia seorang yang ummi (buta huruf, red), tetapi beberapa belas abad yang lampau sudah sanggup mendatangkan satu syariat, yang kita bangsa Eropa akan menjadi bahagia jika kita dapat sampai ke puncaknya dua ribu tahun kemudian.
3.      Prof. Montet, seorang guru besar tentang bahasa-bahasa timur, Perguruan Tinggi Geneve, menyatakan lagi “Adapun Muhammad itu mulia budinya, baik pergaulannya, manis tutur katanya, khas hukumnya dan benar lafalnya. Sifat-sifatnya yang utama adalah benar dalam menghukum, terus terang dan menyepadankan perbuatannya dengan ucapannya.

Pendidikan Karakter Sejak Dini Solusi Tepat Membentuk Genersi Masa Depan Bebas Korupsi

Posted by ciptro smart Selasa, Maret 01, 2011, under | No comments

BAB I
 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada pasal 3 menyebutkan “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demok
is serta bertanggung jawab”. Disini dapat kita analisis bahwa orientasi utama pendidikan yang dilaksanakan adalah dalam rangka membentuk kepribadian masyarakat Indonesia yang seutuhnya dan mampu menjunjung tinggi nilai-nilai normatif dalam kehidupannya sehari-hari. Tujuan dan fungsi pendidikan akan tampak pada karakter masyarakat yang tercermin dan teraplikasi dalam setiap menjalankan peran dan fungsi individu ditengah masyarakat.
Pada hakekatnya tidak ada satu pun tujuan pendidikan yang menyimpang dari nilai-nilai normatif. Tujuan pendidikan begitu luhur, yaitu untuk memberdayakan potensi anak manusia menuju harkat dan mertabat manusia pada derajat yang sesungguhnya. Hal ini dimaksudkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan, merasa miliknya dirampas dan berhak mengaktualisasikan dirinya sebagai kebutuhan tertinggi menurut hirarki Maslow. Kekayaaan intelektual diakui dengan kebebasan berekspresi tanpa melanggar nilai-nilai dan norma yang berlaku di tengah masyarakat.
Namun harapan tersebut belum membumi sama sekali di tengah kehidupan manusia saat ini. Betapa banyak orang-orang intelektual yang berakhlak dan bertingkah laku tidak benar. Apakah ini salah satu bagian out-put dari pendidikan? Konkretnya dapat kita lihat dalam salah satu permasalahan yang melilit bangsa kita, yaitu korupsi. “Korupsi telah menjadi budaya”, kata Bung Hatta puluhan tahun yang lalu. Pernyataan itu terbukti dan pelakunya tidak sembarang orang, yang mengoyak mental bangsa dan menghancurkan nilai-nilai sosial. Budaya korupsi telah mengakar dan bersemi dengan subur di bumi nusantara.
Korupsi dilakukan segelintir manusia yang tidak bertanggung jawab dan tentunya mereka juga berasal dari sebuah keluarga, layaknya manusia normal lain. Keluarga memang alternaif utama untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada individu di masa depan. Karakter awal harus ditanamkan dalam lingkup keluaraga. Kegagalan anak dalam mengaplikasikan nilai-nilai moral dalam membangun karakternya bermula dari kegagalan keluarga yang tidak lain peran orang tua yang tidak berjalan. Hal ini akan berimplikasi pada setiap jalur kehidupan yang akan ditempuh selanjutnya.
Sekolah merupakan titian anak berikutnya setelah keluarga. Harapan masyarakat pada sekolah tidak lain agar kegagalan penanaman nilai dalam keluarga bisa di tanggulangi oleh sekolah. Fase kedua ini memang cukup berat dipikul oleh guru sebagai individu yang bertangung jawab penuh terhadap pola pengembangan peserta didiknya. Guru tidak cukup hanya mengajarkan materi pelajaran, namun juga dituntut membangun karakter manusia dan mengembangkan potensi yang tampak maupun tersembunyi secara maksimal. Hingga diharapkan generasi ke depan betul-betul terdidik dan mencapai tujuan pendidikan itu sediri, dengan mental dan karakter yang tangguh bebas korupsi.

B.     Tujuan dan Manfaat
1.      Ingin mengetahui sejauh mana urgensi pendidikan karakter bagi perkembangan kepribadian individu.
2.      Mengupayakan terbentuknya generasi muda yang bebas korupsi dengan upaya pencegahan yang dilakukan instansi pendidikan sebagai promotor utama.
3.      Menemukan relevansi antara pendidikan berbasis character building dengan membentuk generasi masa depan bebas korupsi.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.     Karakter
Karakter merupakan kekayaan terbesar dalam hidup seseorang. Karakter adalah kekuatan. Kekuatan yang dapat membentengi diri kita dari segala macam godaan yang mendorong pada tingkah laku tidak terpuji (Alfred, 2010).
Akar kata karakter dapat dilacak dari kata latin kharakter, kharassein dan kharax, yang maknanya “tools for marking”, “to engrave”, dan “pointed stake”. Kata ini mulai banyak digunakan (kembali) dalam bahasa prancis caractere pada abad XIV dan kemudian masuk dalam Bahasa Inggris menjadi character, yang selanjutnya dalam bahsa indonesia disebut karakter.
Dalam kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Dengan pengertian ini dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa, sehingga berbentuk unik, khas, menarik dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alfabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lainnya.

B.     Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah (www.akhmad_sudrajat.com).
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di sekolah sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

C.    Korupsi
Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok). Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. (www.wikipedia.org)
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
a.       perbuatan melawan hukum;
b.      penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
c.       memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
d.      merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya:
a.       memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
b.      penggelapan dalam jabatan;
c.       pemerasan dalam jabatan;
d.      ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
e.       menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas|kejahatan.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN

A.    Guru Sebagai Pembawa Misi Utama Pendidikan Karakter di Sekolah
Sebagai ujung tombak penentu maju atau mundurnya suatu proses pendidikan di sekolah terletak pada guru. Peserta didik akan lebih banyak berinteraksi di dengan guru dan lingkungan sekolah lainnya. Disini guru berperan sebagai aktor untuk menanamkan nilai dan akhlak yang luhur kepada setiap anak didiknya disamping mengembangkan intelektualitas dan aspek kecerdasan lainnya.
Permasalahannya saat ini adalah, jika di persentasekan berapa persen guru yang paham dengan penanaman nilai karakter sejak dini dan mampu mengemas pendidikan karakter tersebut menjadi hal yang menarik. Profesionalitas seorang guru memang harus teruji untuk mempersiapkan generasi kedepan yang tangguh dan bertanggung jawab.

B.     Relevansi Antara Pendidikan Karakter dengan Pengentasan Korupsi
Pendidikan merupakan proses, dan setiap proses memiliki tujuan berupa out put yang ingin dicapai. Begitupun dengan pendidikan karakter tentu memiliki tujuan yang tidak lain menciptakan generasi yang mampu mengaplikasikan nilai-nilai luhur yang dimilikinya tanpa merusak tatanan pranata sosial yang telah dibangun. Manusia yang berkarakter tidak akan mau melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain karena nuraninya lebih tajam dari pada nafsu serakah yang ada dalam dirinya. Jiwanya bersih dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang kotor.
Korupsi merupakan tindakan yang keji. Hal ini terungkap dengan kerusakan sistemik yang diakibatkannya. Tatanan sosio-kultural masyarakat runtuh secara perlahan dengan korupsi. Pelaku korupsi adalah orang-orang yang memilki jiwa yang rapuh dan karakter yang harus dipertanyakan keberadaannya. Mentalitas korup telah dibangun sejak awal dan terus subur jika mendapat siraman dan asupan nutrisi yang cukup sehingga lebih berkembang dan menjamur ditengah masyarakat. Tentu saja hal ini tidak akan kita biarkan.
Relevansi antara pendidikan karakter sejak dini untuk  membentengi generasi masa depan bebas korupsi sangat jelas. Sebagai individu yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di masa depan, seorang anak tentunya harus ditanamkan nilai-nilai positif dalam dirinya. Sikap, prilaku, mental dan karakternya harus dibangun dan dikembangkan dari awal agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan berantai yang telah berjalan selama ini. Dengan karakter yang kuat dan mentalitas yang sarat denagn nilai moral religius akan tumbuh tunas harapan generasi masa depan yang bersih dari praktek-praktek korupsi.



BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Korupsi telah menjadi budaya di Indonesia, dalam praktek pelaksanaannya saling berantai dan mecakup seluruh asek kehidupan yang dilakukan oleh individu-individu yang tidak bertanggung jawab.
2.      Kerugian yang ditimbulkan dari korupsi sangat fatal, yang mengakibatkan terjadinya degradasi moral dan keroposnya perekonomian suatu bangsa.
3.      Upaya untuk membentengi generasi masa depan dari korupsi adalah dengan cara pendidikan karakter yang di mulai sejak dini, baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan sekolah.

B.     Saran
Ada beberapa hal yang ingin penulis sarankan pada kesempatan ini terutama kepada calon pendidik, baik di sekolah maupun di masyarakat:
1.      Tingkatkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang calon guru sebagai bekal untuk berkecimpung dalam pendidikan di masyarakat.
2.      Jangan hanya mengutamakan pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi pelajaran tetapi seorang guru harus memprioritaskan penanaman dan pengembangan karakter kepada peserta didik.
3.      Hendaknya seorang guru dapat dijadikan panutan dan tauladan bagi peserta didik, masyarakat dimana ia berdomisili sehingga misi pembangunan karakter dapat berjalan dengan optimal.
4.      Awas bahaya laten korupsi di birokrasi pendidikan.