Minggu, 17 April 2011

Menyorot Fungsi Penting Orang Tua Dalam Pengembangan Kreativitas Anak Untuk Perwujudan SDM Masa Depan yang Kompetitif

Posted by ciptro smart Minggu, April 17, 2011, under | No comments


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Anak merupakan harapan orang tua yang kan melanjutkan estafet kehidupan sebgai pewaris genetika, fisik dan unsur psikologis lainnnya. Stiap orang tua atau sebuah keluarga akan merasakan hampa jika tidak ada kehadiran anak dalam rumah tangganya.
Kreativitas mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui kreativitas yang dimilikinya, manusia memberikan bobot dan makna terhadap kehidupanj. Dalam berbagai kepustakaan orang-orang yang memiliki kretif tinggi itu dilukiskan dengan istilah-istilah ; talented, gifted individuals, atau outstanding, disfunguished, distincted, atau highly achievers. Ini bukan hanya menunjuk pada dimensi potensial dan kemampuan intelektual seseorang, melainkan pada dimensi aktualnya yang diwujudkan dalam karya-karya kreatif. Seperti halnya pada Anak gifted (berbakat) dalam keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan tetapi juga dilihat dari segi prestasi, kreativitas, dan karakteristik pribadi dan social lainnya dilihat dari kemampuan yang bersifat potensial maupun actual (Prestasi).
Renzuli (1978) merumuskan konsep pemikiran bahwa keberbakatan itu terbentuk dari ahsil interaksi tiga aspek penting yaitu: kecakapan diatas rata-rata, komitmen tugas yang tinggi dan kreativitas. Orang yang berperilaku kreatif tertentu dalam interaksi dengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.
Kreativitas terbentuk sebagai hasil dari keterpaduan fungsi-fungsi berfikir, perasaan, pengindraan dan intuisi sebagai totalitas. Jadi dapatlah dikatakan bahwa keberbakatan akan terwujud didalam perilaku-perilaku kreatif. Dengan kata lain kretivitas merupakan ekspresi puncak keberbakatan “… creativity, the highest expression of giftedness,…” (Clark, 1988: 48). Untuk mengidentifikasi bagaimanakah seseorang dikatakan kreatif maka diperlukan suatu criteria kreatif yang pasti.
Berdasarkan hal di atas untuk mengembangkan kreativitas seorang anak tentu tidak terlepas dari peran orang tua yang menjadi pendidik pertama dan utama. Anak akan mudah mengaktualisasikan dirinya dilingkungan masyarakat jika telah mendapatkan layanan maksimal dari orang tua dan keluarganya atas pengembangan kemampuan dasar. Maka untuk melihat hubungan tersebut penulis mencoba menguraikan dalam bentuk makalah dengan judul: Menyorot fungsi penting orang tua dalam pengembangan kreativitas anak untuk perwujudan sdm masa depan yang kompetitif.

B.     Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari penlisan ini antara lain:
1.      Dapat memahami perkembangan kreativitas pada anak.
2.      Menemukan alternatif solusi bagi orang tua untuk mengembangkan kreativitas pada anak.
3.      Mewujudkan anak sebagai generasi masa depan yang kompetitif dengan pengembangan kreativitas.


BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian Kreativitas
Ada banyak definisi yang dapat kita temukan jika kita menyibak tentang kreativitas. Perkembangan definisi ini sejalan dengan berbagai penelitian-penelitaian yang dilakukan secara mendalam tentang makna kreativitas. Apalagi jika ditinjau dari aspek ilmu pendidikan, definisi ini mengalami perkembangan yang sangat pesat karena banyaknya para ahli yang mempelajarinya. Hal ini dikarenakan hubungan erat antara kreativitas dengan pendidikan.
Kita dapat menyimak definisi yang disebutkan  Mirreshtine (1955) bahwa kreativitas adalah suatu proses yang mengandung pengetahuan yang detail mengenai bidang serta cakupannya, baik berupa pengetahuan-pengetahuan dasar, penetapan data-data teoritis dan melakukan eksperimen atas kebenaran data-data tersebut, kemudian menyampaikan hasilnya kepada orang lain.
Sementara itu Rogers (1959) mengungkapkan “Pada dasarnya kreativitas adalah apa yang dibangun dan dihasilkan olehnya suatu hasil cipta yang baru, sebagai ekses dari yang diciptakan seorang individu dengan gayanya yang unik dalam menciptakannya dan apa yang ditemukan serta dihadapi dalam lingkungannya”.

B.     Karakteristik Anak Kreatif
Adapun beberapa karakteristik dari anak kreatif adalah:
1.)    Anak yang kreatif itu memiliki gaya atau cara tersendiri dalam masa-masa berkreativitas. Seperti, menngguanakan indra sebgai metodenya dalam menghimpun langkah-langkah kerja. Sehingga ia kan menggantungkan pada ketajaman perasaan yang akan memberitahukannya mengenai hal-hal yang sesuai dan tidak sesuai dalam menghadapi suatu kondisi tertentu.
2.)    Mengetahui berbagai proses dan hubungan disela-sela kerja kreatif.
3.)    Membuka diri terhadap dunia luar sehingga meningkatkan sensitifitas terhadap situasi yang berkembang
4.)    Memiliki tekad untuk berkarya dengan segenap kekuatan dan kepercayaan diri.
5.)    Memperluas jaringan pemikiran dari yang biasa menjadi luar biasa.
6.)    Peka terhadap keindahan.

C.    Fungsi dan Peran Penting Keluarga
1.      Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2.      Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3.      Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4.      Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.      Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6.      Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.      Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8.      Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
9.      Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.



BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN

A.    Penentuan Kriteria Kreativitas
Pada dasarnya kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Untuk menentukan apakah seseorang itu kreatif atau tidak perlu diadakan identifikasi yang benar. Seperti menurut Shapiro (1973) bahwa tanpa ada kejelasan mengenai kriteria kreativitas, suatu kajian kreativitas patut diragukan keabsahannya. Penentuan kriteria kreativitas menyangkut tiga dimensi yaitu dimensi proses, person dan produk kreatif (Amabile,1983).
1.      Dimensi Proses
Dengan menggunakan proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif dan orangnya disebut sebagai orang kreatif. Menurut konsep kreativitas proses kreatif diartikan bersibuk diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran, fleksibilitas (keluwesan, orisinalitas dalam berfikir dan berperilaku).
Seperti menurut Wallas bahwa proses berfikir kreatif seseorang sama dengan pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia dimana manusia menempuhnya melalui empat fase antara lain sebagai berikut:
a.       persiapan (mencari atau mengumpulkan informasi)
b.      Inkubasi (pengeraman atau mengerami).
c. Iluminasi (memperoleh kunci pemecahan sebagai pemahaman yang tepat).
d. Evaluasi atau Verifikasi (mengecek untuk mengetahui apakah pemecahan itu berhasil atau mengalami kendala).
2. Dimensi Person
                      Orang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang yang kurang kreatif. Amabile (1983) mengatakan bahwa pengertian person sebagai kriteria kreativitas identik dengan apa yang disebut kepribadian kreatif.
Menurut teori Humanistik yang dikenalkan oleh Carl Rogers dan A. Maslow kreatif sebagai satu aspek kepribadian, adanya aktualisasi diri dari potensi-potensi seseorang. Bahwa setiap individu ketika lahir telah memiliki potensi kreatif dan selanjutnya bagaimana usaha individu untuk mendorong tetaktualisasinya potensi kreatif dalam dirinya.
Menurut Guilford kepribadian kreatif meliputi dimensi Kognitif (yaitu bakat) dan dimensi non-kognitif (minat, sikap, dan kualitas temperamental). Karakteristik-karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif. Prosedur identifikasi orang-orang kreatif biasanya dilakukan melalui teknik self-report, nominasi dan penilaian oleh teman sebaya, rekan sejawat dengan menggunakan pertimbangan subyektif.
3        Dimensi Produk
Produk kreatif menunjuk pada hasil perbuatan kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan sehingga disebut Puncak kreativitas “Kriteria Puncak”. Suatu produk kreatif harus memiliki nilai kebaruan yang menggambarkan satu kemampuan melahirkan ide atau produk yang benar-benar baru, baik dan berguna bagi masyarakat.
Untuk melihat sejauhmana suatu produk dikatakan kreatif, misalnya mengenai kriteri produk kreatif di bidang keilmuan MC Pherson (1963: 24) menyebutkan sebelas indikator antara lain sebagai berikut:
a. Patents
b.Patents disclosures (keterbukaan)
c. Publications
d.Unpublished research report.
e. Unprinted oral presentation (presentasi terselubung).
f. improved process (proses memperbaiki)
g. new instrument (instrument atau alat baru).
h. new analytical methods (metode analisis baru)
i. ideas
j. new products
k. new compounds (bahan baru).
Pada semua indicator diatas tampak bahwa kualitas produk kreatif ditentukan oleh sejauhmana produk tersebut memiliki kebaruan, bermanfaat dan dapat menyelesaikan masalah. Ini karena produk kreatif secara langsung menggambarkan penampilan actual seseorang dalam kegiatan kreatif.

B.     Orang Tua Sebagai Motivator dan Fasilitator
Pengembangan kreativitas anak tentunya tidak terlepas dari peran penting orang tua. Jika orang tua tidak melaksanakan fungsinya dengan baik tentunya potensi kreatif yang tersimpan dalam diri anak akan terbuang dengan sia-sia dan bahkan cenderung merugikan anak itu sendiri. Fungsi orang tua disini mencakup bagaimana orang tua menempatkan dirinya sebagai agen perubahan yang memfasilitasi dan memotivasi anak untuk pengembangan dirinya.
Motivasi yang diberikan orang tua dapat berupa dorongan-dorongan ke arah yang positif agar selalu merasa diperhatikan dan diberikan dukungan dalam setiap kegiatan positif yang dilakukannya. Dorongan dari lingkungan keluarga ini tentunya memberikan efek yang luar biasa bagi anak. Anak cenderung merasa terlindungi dan bebas untuk berekspresi sehingga mencapai tingkat kebutuhan tertiggi dalam hidupnya yaitu aktualisasi diri.
Selain itu peran orang tua sebagai fasilitator juga sngat diharapkan. Karena tidak mungkin suatu kreatifitas akan terwujud dengan baik tanpa adanya sarana dan fasilitas yang memadai fasilitas disini tidak berupa kebendaan saja tapi yang lebih urgen bagaimana seorang ayah atau ibu dan anggota keluarga lainnya menyediakan waktu, pikiran dan segenap kemampuan mereka untuk mendengarkan keluhann dan memperhatikan permasalahan serta kesulitan yang dihadapi anak.

C.    Pola Pengembangan Kreativitas Anak oleh Orang Tua
Disini akan kita bahas bagaimana pola pengembangan kreativitas anak yang seharusnya dilakukan oleh orang tua. Setiap anak yang lahirnya tentunya membawa berbagai macam potensi yang siap menerima asupan pengembangan. Potensi itu pertama sekali berinteraksi dalam rumah tangga dan medapatkan sentuhan awal oleh orang tua. Maka sangat dibutuhkan kejelian orang tua menerapkan pola pegembangan kreativitas pada anak.
Pola pengembangan tersebut dapat diwujudkan dengan identifikasi kecenderungan bakat dan minat yang dimiiliki oleh anak. Selama ini sering tejadi kasus orang tua yang cenderung memaksakan keinginan mereka dengan komunikasi satu arah agar anak melakukan apa yang mereka inginkan. Namun hal ini perlu diperbaiki berupa pengenalan lebih jauh kemana kecendruangan anak untuk berpikir dan berprilaku serta apa potensi anak yang bisa dikembangkan tanpa menimbulkan efek yang merugikan pada anak.

D.    Mewujudkan Generasi Masa Depan yang Kompetitif
Generasi berarti terjadinya laju kemanusiaan berupa pergantian individu atau transformasi nilai kepada yang lebh muda. Tentunya setiap orang mengharapkan antara pewaris dan yang mewarisi terjadinya kerjasama untuk perwujudan nilai dan pembaharuan kehidupan.
Besar harapan generasi yang lama agar generasi baru tersebut lebih unggul dari berbagai aspek. Hal ini tentunya berhubungan dengan semakin tingginya tantangan perkembangan Iptek di dunia global yang membutuhkan bibit nggulan yang handal. Keunggulan ini tentunya tidak terwujud dengan sendirinya tapi by prosess dan by disain. Kesemuanya itu tidak terlepas dari pengkaderan awal dan pola pengembangan yang diterapkan.
Urgensi tersebut dilihat dari dunia kerja yang semakin kompetitif dan membutuhkan individu kreatif. Kerja saat ini manusia bersaing dengan mesin jika kreativitas diabaikan dengan sendirinya generasi muda akan tergilas sendiri dengan beratnya tantangan dunia global.
Mewujudkan generasi yang kompettiitif seperti ini, solusi yang ditawarkan adalah pendidikan. Jika ruang lingkup pedidikan terlalu luas maka kita persempit dengan pendidikan dalam keluarga. Karena anak akan dilepas dari gerbang ini menuju habitatnya di luar. Dapat dipastikan berhasil atau gagalnya anak dalam berkompetisi di lingkungan luar tergantung pada sejauh mana penerapan pendidikan yang dilakukan orang tua.
 
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan pembahasan yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat disimpulkan:
1.)    Anak merupakan makhluk yang telah diberikan anugerah potensi berupa kreativitas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan potensi yang dimilikinya seorang anak akan dapat mewujudkan dan mengaktualisasikan dirinya menjadi manusia yang sejati.
2.)    Dalam pengembangan dan pencapaian perwujudan dan aktualisasi kreativitas tersebut mutlak dibutuhkan peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam lingkungan keluarga.
3.)    Orang tua seharusnya memiliki komitment yang tinggi terhadap pengembangan potensi yang ada pada diri anak. Hal ini dilakukan mengingat beratnya persaingan dimasa depan ditengah kemajuan Iptek. Peran orang tua mempersiapkan suber daya manusia dari lingkup keluarga yang kompetitif dan berorientasi kedepan.
B.     Saran
Penulisan ini jauh dari aspek kesempurnaan, namun disini penulis ingin memberikan saran kepada pembaca agar dapat mengambil pelajaran dan menganalisis tulisan ini serta memberikan kritikan yang mambangun untuk perbaikan ke depan. Khusus kepada orang tua penulis mengajak mari evaluasi dan menyusun strategi sejauh mana dan strategi apa yang harus diterapkan dalam rumah tangga untuk membentuk generasi masa depan yang kompetitif.


Daftar Pustaka

Al-khalili, Amal, Abdussalam. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Munandar, S.C.U. 1982. Pemanduan Anak Berbakat: Suatu Studi Penjajakan. Jakarta: Rajawali.
http://www.anakciremai.com

0 komentar:

Posting Komentar